Jumat, 18 Mei 2012

Wisata Ke Museum Bahari (2) : Menara Syahbandar 2 Kali Terbakar

KabarPenjaringan - Menara Syahbandar di Jl Pasar Ikan, Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, saat ini menjadi kantor Museum Bahari. Sebelum pertengahan tahun 2011, pernah dinyatakan bertambah miring, dari semula 2 derajat menjadi 4 derajat dari garis vertical. Penelitian itu dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Teknik Perguruan Tinggi Swasta di Jakarta Barat. Pertambahan kemiringan itu terjadi secara gradual selama 20 tahun terakhir ini. Maklum, umur bangunan setinggi 18 meter tersebut sudah hampir berusia 173 tahun, didirikan tahun 1839.

Sementara kendaraan berat tiap hari berlalu-lalang di Jalan Pakin yang menambah kemiringan menara tersebut ke arah selatan. Karena itu perlu segera dilakukan perbaikan dan konservasi terhadap menara tersebut, sekaligus menata lingkungannya. Kepala UPT Museum Bahari, Dra Dwi Martati mengakui sekarang ini sedang dilakukan perencanaan konservasi terhadap menara tersebut. Sebab bangunan itu juga rawan kebakaran karena atap dan rangkanya, jendela, kanopi, tangga maupun lantai tingkat atasnya dari kayu. Melihat pemandangan dari lantai dua maupun tiga menara tersebut mengasyikkan sambil melihat papan informasi sejarah bangunan kuno tersebut.

Namun sayangnya, bila kita berdiri di ketinggian itu goncangannya terasa sekali manakala kendaraan berat sedang lewat di jalan yang menghubungkan kawasan Pluit dan Pelabuhan Sunda Kelapa dan Tanjung Priok tersebut. Karena itu, pernah Dinas Perhubungan DKI melarang kendaraan berat melewati jalan tersebut 1 Juli 2011.

Namun peraturan itu tak diindahkan kedua belah-pihak. Mengenai kebakaran Menara Syahbandar, Sukma pemandu wisata di Museum Bahari menuturkan kebakaran pertama Mei 2002 akibat puntung rokok pengunjung yang membakar kanopi beratap sirap. Beberapa mobil pemadam berhasil menjinakkan kobaran api. Yang kedua April 2010 juga akibat puntung rokok wisatawan. Namun tidak sempat mengundang mobil pemadam.

Dari pengalaman tersebut pihak museum kini telah memasang larangan merokok bagi pengunjung. Mengingat kemiringan dan kondisi daya dukung menara yang sudah renta itu, pihak Museum Bahari juga membatasi jumlah pengunjung. Banyak keistimewaan di komplek Museum Bahari, yang lokasinya menjadi satu kawasan dengan Pelabuhan Sunda Kelapa ini. Kita dapat menyaksikan perahu dan kapal tradisional dari berbagai perairan di nusantara yang pernah mengarungi samudra di seluruh dunia sejak zaman purba hingga abad ke 20.

Baik itu perahu yang asli, replica maupun miniaturnya berikut peralatan navigasi aslinya. Bahkan, bagian-bagian kapal Phinisi Nusantara yang pernah mengarungi Lautan Pasifik dan Atlantik sampai ke Vancouver yang akhirnya karam di perairan Pulau Seribu, juga dipajang di museum itu. Empat ratusan foto dokumentasi perkembangan pelabuhan Tanjung Priok dan pelabuhan lainnya serta pembangunan Terusan Suez di Mesir juga dapat dilihat di situ.

Walikota Jakarta Utara, Bambang Sugiono ketika datang berkunjung, Jumat (18/5/2012) petang, juga melihat ada 4 keistimewaan dari Museum Bahari. Pertama, kata Bambang Sugiono, Sunda Kelapa adalah cikal bakal kota Jakarta yang merupakan pelabuhan kerajaan tertua di Pulau Jawa yaitu Kerajaan Tarumanagara. Kedua, Menara Syahbandar merupakan titik nol kilometer Kota Batavia sampai menjadi Jakarta setelah kemerdekaan. Ketiga, dulunya tempat ini merupakan kubu pertahanan Kota Batavia yhaitu Bastion Cullemborg yang masih utuh sampai saat ini.

Keempat, bangunan Museum Bahari terdiri 3 bangunan merupakan gudang VOC untuk menyimpan rempah rempah dari abad 17 dan 18 yang terbesar di dunia yang masih terpelihara hingga sekarang. Kelima kawasan ini telah dicanangkan sebagai salah satu dari 12 titik destinasi wisata pesisir Jakarta Utara sejak tahun 2009. Pengunjung museum tiga bulan terakhir rata-rata 82 orang per hari. Tercatat selama Juli 2011 mencapai 2.764 orang. (tim)

Tidak ada komentar :

Posting Komentar