Senin, 11 Juni 2012

3 Bocah Warga Penjaringan Menderita Gizi Buruk

KabarPenjaringan - Tiga bocah Halimah Hasifa ,4 tahun, Noval Afif ,7 tahun, dan Waidah ,9 tahun, warga Jl Ekor Kuning RT 002/004, Kel. Penjaringan, Kec. Penjaringan, Jakarta Utara menderita gizi buruk. Karena kondisi ekonomi orang tua ketiga bocah itu tak mampu dan mereka kini hanya dirawat alakadarnya di rumah. Bila sakit mereka hanya menjalani pengobatan alternatif maupun di puskesmas terdekat.

Uum Cahriyah, 38 tahun, ibu dari Halimah Hasifah ketika ditemui di rumahnya, anak ketujuh dari delapan bersaudara tersebut, sebelumnya lahir secara normal dengan berat badan 3,2 kilogram. Namun, pada saat usia 40 hari di Puskesmas Penjaringan, Halimah tidak bisa diimunisasi lantaran berat menurun hingga 2,3 kilogram. Meski begitu anak tersebut mendapat pengobatan jalan selama 4 bulan di puskesmas.

“Meski sudah saya lakukan pengobatan jalan, namun anak saya tidak ada perubahan. Maka dari itu saya rujuk ke RS Tarakan, Jakarta Pusat selama 1 minggu. Disitu katanya gizi buruk,” kata Uum, ketika ditemui KabarPenjaringan dikediamannya, Senin (11/6) siang.

Diakui oleh Uum, saat Halimah dilahirkan terdapat semacam benjolan di leher bagian belakang dan berisi cairan. Namun, penyakit itu sembuh sendiri setelah dibalur-balur dengan ludahnya. “Setiap bulan Halimah rata-rata 3 kali berobat ke puskesmas dengan biaya Rp 2.000. Tapi, kalau Halimah sesak nafas dan batuk langsung berobat dirumah sakit dengan biaya Rp 100 ribu,” ujarnya.

Diakui oleh Uum, sebenarnya pada Senin (4/6) lalu, dirinya ke RSCM untuk CT Scan, tapi sesampainya disana tidak jadi karena harus membayar sebesar Rp 1,6 juta.

"Karena biaya terlalu tinggi makanya saya konsultasi saja dengan harapan mendapat keringanan biaya. Saya disarankan membuat SKTM bahkan saya diberi surat pengantar dari RSCM untuk membuatnya. Tapi, saya ke sana lagi dan memakai SKTP tetap ditolak dengan alasan Scan tetap harus bayar,” keluhnya.

Uum menjelaskan, Halimah merupakan anaknya dengan suami Sukatma, 53 tahun. Dirinya dengan suami sekarang ini hanya nikah sirih, sehingga tidak tercatat di KUA dan tidak ada surat nikah. Padahal, untuk mendapat SKTM penting terutama untuk berobat anaknya Halimah. “Tapi saat mengurusi surat itu banyak dibantu petugas sehingga saat ini saya hanya tinggal menunggu saja,” ucapnya.

Sementara itu dua bocah lainnya yang juga menderita gizi buruk diketahui bernama Waidah dan Noval Afif. “Disini ada 3 bocah yang diduga menderita gizi buruk. Selama ini kami hanya membantu mengurus membuat SKTM dan ke puskesmas,” kata Gunawan ,40 tahun, Anggota Linmas RW 04. (tim)