Jumat, 19 Oktober 2012

Penyebab Kematian Abdul Jalil Simpang Siur

KabarPenjaringan - Terpidana kasus pembunuhan siswa berprestasi pemenang olimpiade matematika Singapura, Christopher Melky Tanujaya yang terjadi Desember tahun lalu, Abdul Jalil, 24, tewas dalam masa tahanan 10 tahun penjara. Pihak keluarga menduga Abdul tewas karena penyiksaan.

Setelah sebelumnya diduga menjadi korban salah tangkap, Abdul dijatuhi vonis 10 tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Jakarta Utara pada 16 Agustus tahun ini. Selang dua bulan, pihak keluarga mendapatkan kabar bahwa Abdul tewas akibat sakit.

"Selasa malam keluarga dikabari Abdul tewas, tapi simpang siur. Ada kabar dia tewas di tahanan, ada pula yang bilang dia sempat dirawat di RS Polri selama empat hari. Keluarga tidak dapat informasi yang jelas," ujar tetangga yang dekat dengan pihak keluarga, Jonathan kepada KabarPenjaringan, Jumat (19/10) petang.

Berdasarkan keterangan pihak keluarga, ujarnya, pada jenazah Abdul terdapat sejumlah lebam kehitaman. Menurutnya, seharusnya dilakukan Autopsi terhadap jenazah Abdul agar penyebab kematiannya dapat diketahui dengan pasti.

"Sampai sekarang pun sakit yang dikatakan pihak lapas kepada keluarga masih simpang siur. Padahal sekarang ini masih proses mau banding karena keluarga masih tidak percaya Abdul melakukan pembunuhan," tegasnya. Jenazah Abdul dimakamkan di Pemakaman Cikupa, Kabupaten Tangerang, Banten pada Rabu pagi.

Abdul ditangkap pada Kamis 8 Desember 2012 atas kasus penusukan bermotif perampokan blackberry di Pluit Selatan Penjaringan, Jakarta Utara pada 5 Desember 2011 yang menewaskan Christopher Melky Tanujaya, 16, warga Perumahan Taman Grisenda, Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara.

Dalam sejumlah persidangan, Abdul mengaku telah dipaksa mengakui pembunuhan yang tak dilakukannya oleh tim buser Polsek Metro Penjaringan, karena disiksa dan diiming-imingi akan diberi pekerjaan. (tim)

Diduga Disiksa, Seorang Tahanan Meninggal Dunia

KabarPenjaringan - Rumah keluarga pasangan suami istri Nasir, 41, dan Rasyini, 41, tampak tidak seperti biasanya. Kedua pasangan itu memang tengah dirundung duka. Maklum, putra sulung mereka, Abdul Jalil, 24, baru saja meninggalkan keduanya untuk selamanya.

Karena itu, di depan rumah yang berlokasi di Gang Wira Bumi, Jalan Bhakti, Penjaringan, Jakarta Utara, itu berjejer kursi dan meja plastik warna biru. Sedangkan di bagian dalam rumah, di ruang tamu tersedia minuman kemasan botol dan gelas serta beberapa jenis cemilan dan kue.

Sebagai informasi, Abdul Jalil adalah terpidana kasus pembunuhan siswa berprestasi pemenang olimpiade matematika Singapura, Christopher Melky Tanujaya yang terjadi Desember tahun lalu. Abdul Jalil dijatuhi hukuman 10 tahun penjara dalam sidang vonis di Pengadilan Negeri Jakarta Utara, (16/8).

Sepanjang persidangan, Abdul Jalil alias Adul alias Ayub meminta keadilan berpihak padanya karena ia merasa telah dipaksa untuk mengakui pembunuhan yang tidak dilakukannya. Kuasa hukum terdakwa, Supandi, menyatakan banding atas keputusan pengadilan tersebut.

Sidang kasus pembunuhan yang telah menuai sejumlah protes dari ratusan warga Gang Wira Bumi, Jalan Bhakti, Penjaringan, Jakarta Utara. Putra sulung dari pasangan Nasir dan Rasyini tersebut hanya tertunduk lesu ketika majelis hakim memutuskan hukuman 10 tahun penjara baginya atas kasus penusukan yang berujung kematian Christopher.

 “Maaf sekali, ya, kami sedang berduka. Kami merelakan almarhum, semoga diterima disisi-Nya,” ungkap Nasir sembari menyalami awak KabarPenjaringan, Jumat (19/10) petang. Air mata Nasir tak hentinya bercucuran.

Karena kelelahan, Nasir meminta maaf karena tidak bisa berbagi duka atau cerita sepenuhnya. Namun, Ati, 31, tetangga keluarga tersebut yang selalu mengikuti setiap perkembangan kasus Abdul lewat persidangan pun berbagi cerita. Perempuan yang kenal dekat dengan almarhum bertutur kalau pada Selasa malam (16/10), dua orang polisi berpakaian preman mendatangi rumah Nasir.

Kedua orang polisi itu lalu dipertemukan dengan bibi almarhum, Nunung. Kepada Nunung itulah diberitahukan kalau Abdul sudah meninggal dunia. Nasir pun mengambil jenazah anaknya ke rumah sakit dan tiba di rumah, tengah malam.

Menurut Ati, seperti yang diceritakan kedua petugas itu, Abdul sudah menderita sakit (dikatakan sakit TBC) sedari Sabtu (13/10) dan dirawat di Rumah Sakit Kramat Jati. “Kalau sudah sakit dari Sabtu, kenapa baru ngasih tau kami pas sudah meninggal,” ungkap Ati dengan nada kesal. “Dan, masa iya sih kalau karena TBC bisa meninggal dalam keadaan lebam di mana-mana,” imbuhnya.

Ati yang melihat langsung jenazah korban pun menangkap kejanggalan atas kematian orang yang dikenalnya sedari kecil itu. Pasalnya di beberapa bagian tubuh Abdul terlihat membiru dan kehitam-hitaman seperti pada pinggang, pundak, pantat, dan telapak kaki. "Kayak ditonjok dan dipukul dia selama di penjara," ujar Ati.

Kejanggalan lainnya, ketika diambil di kamar jenazah, Abdul dalam kedaan dibekukan atau dimasukkan ke dalam kotak pendingin. “Masa orang baru meninggal sudah beku. Ya, kan nggak harus dibeku-bekukan segala. Kayak sudah meninggal lama aja,” kata Ati dengan nada meninggi.

Memang setelah resmi divonis 10 tahun penjara di Pengadilan Negeri Jakarta Utara, 16 Agustus silam, pihak keluarga tidak pernah menjenguk Abdul ke Lembaga Pemasyarakatan Cipinang. Pasalnya, almarhum sendiri meminta keluarga untuk tidak dijenguk dengan alasan tidak mau merepotkan. Maklum, sang ibu sedang menderita sakit stroke. "(Abdul) enggak mau ditengokin karena tidak mau nyusahin keluarga,” tutur Ati.

Sebelum resmi divonis, Ati memang pernah sesumbar menanyakan kepada almarhum apakah mendapatkan perlakukan tidak baik seperti penyiksaan fisik. Kepada Ati, almarhum mengaku tidak pernah disiksa. “Tapi kan itu kan itu sebelum divonis, wajarlah orang masih proses ini. Nah, kita kan enggak tahu tuh setelah divonisnya bagaimana Abdul di dalam penjara,” katanya.

Almarhum yang dikenal sebagai orang yang baik hati dan tidak suka macam-macam dalam kesehariannya itu sudah dimakamkan. Berangkat sekitar pukul 09.00 WIB pagi dari rumah duka, almarhum selesai disemayamkan sekitar pukul 10.00 WIB di Pemakaman Cikupa, Kabupaten Tangerang, Banten. Ditanya apakah pihak keluarga ada mendapat santunan kematian, Ati menyatakan, "Pulang-pulang jasadnya doang, untung enggak hancur (badannya). Boro-boro mau ngasih santunan. Jenazah almarhum juga kita ambil sendiri, mobil sendiri."

Menurut Ati, proses hukum Abdul sedang dalam pengajuan banding untuk merespon vonis yang dijatuhkan kepada Abdul. “(Menurut pengacara) kita sedang mau naik banding. Rencananya itu, antara tanggal 22 atau 23 Oktober kita bandingnya,” jelas Ati. (tim)

Keluarga Tidak Percaya AJ Meninggal Karena HIV Seperti Diberitakan Kompascom

KabarPenjaringan - Warga Lapas Cipinang yang meninggal di dalam tahanannya, AJ, dinyatakan meninggal karena virus HIV. Namun pihak keluarga AJ tidak percaya, mereka menduga adanya penyiksaan terhadap AJ.

"Dari keluarganya, jenazah AJ ada lebam kehitaman di badannya. Seharusnya dilakukan autopsi jenazah supaya tahu penyebabnya," kata tetangga dekat AJ, Jonathan, saat dihubungi KabarPenjaringan, Jumat (19/10/2012) petang.

Jonathan menjelaskan keluarga mengetahui AJ meninggal pada Selasa (16/10) tanpa adanya informasi yang jelas. AJ sendiri baru menjalani masa tahanannya selama 2 bulan dari 10 tahun yang harus dijalani.

"Selasa malam keluarga dikabari AJ tewas, tapi simpang siur. Ada kabar dia tewas di tahanan, ada pula yang bilang dia sempat dirawat di RS Polri selama empat hari. Keluarga tidak dapat informasi yang yang jelas," ujar Jonathan.

Pihak keluarga diketahui Jonathan masih belum mendapatkan keterangan jelas penyebab kematian AJ. Padahal keluarga AJ akan melakukan banding atas vonis yang dijatuhkan hakim pada tanggal 16 Agustus 2012 lalu.

"Sampai sekarang pun sakit yang dikatakan pihak lapas kepada keluarga masih simpang siur. Padahal sekarang ini masih proses mau banding karena keluarga masih tidak percaya AJ melakukan pembunuhan," ujar Jonathan.

Jenazah AJ telah dimakamkan di pemakaman Cikupa, Kabupaten Tangerang, Banten pada Rabu pagi. AJ sendiri adalah tahanan atas kasus pembunuhan siswa pemenang medali emas olimpiade matematika, Christopher Melky Tanujaya, pada Desember 2011.

Kabar meninggalnya AJ diperoleh dari keterangan Kasubdit Komunikasi Ditjen PAS AKbar Hadi. Akbar menjelaskan, sebelum meninggal, AJ sempat dirawat di poliklinik Rutan Cipinang. "Iya benar, kemarin (16/10) siang sekitar pukul 14.00 memang ada warga binaan penjara bernama AJ meninggal dunia di RS Kramatjati Polri," ujar Kasubdit Komunikasi Ditjen PAS Akbar Hadi dalam pesan singkat yang diterima KabarPenjaringan, Rabu (17/10/2012). (tim)

Senin, 11 Juni 2012

3 Bocah Warga Penjaringan Menderita Gizi Buruk

KabarPenjaringan - Tiga bocah Halimah Hasifa ,4 tahun, Noval Afif ,7 tahun, dan Waidah ,9 tahun, warga Jl Ekor Kuning RT 002/004, Kel. Penjaringan, Kec. Penjaringan, Jakarta Utara menderita gizi buruk. Karena kondisi ekonomi orang tua ketiga bocah itu tak mampu dan mereka kini hanya dirawat alakadarnya di rumah. Bila sakit mereka hanya menjalani pengobatan alternatif maupun di puskesmas terdekat.

Uum Cahriyah, 38 tahun, ibu dari Halimah Hasifah ketika ditemui di rumahnya, anak ketujuh dari delapan bersaudara tersebut, sebelumnya lahir secara normal dengan berat badan 3,2 kilogram. Namun, pada saat usia 40 hari di Puskesmas Penjaringan, Halimah tidak bisa diimunisasi lantaran berat menurun hingga 2,3 kilogram. Meski begitu anak tersebut mendapat pengobatan jalan selama 4 bulan di puskesmas.

“Meski sudah saya lakukan pengobatan jalan, namun anak saya tidak ada perubahan. Maka dari itu saya rujuk ke RS Tarakan, Jakarta Pusat selama 1 minggu. Disitu katanya gizi buruk,” kata Uum, ketika ditemui KabarPenjaringan dikediamannya, Senin (11/6) siang.

Diakui oleh Uum, saat Halimah dilahirkan terdapat semacam benjolan di leher bagian belakang dan berisi cairan. Namun, penyakit itu sembuh sendiri setelah dibalur-balur dengan ludahnya. “Setiap bulan Halimah rata-rata 3 kali berobat ke puskesmas dengan biaya Rp 2.000. Tapi, kalau Halimah sesak nafas dan batuk langsung berobat dirumah sakit dengan biaya Rp 100 ribu,” ujarnya.

Diakui oleh Uum, sebenarnya pada Senin (4/6) lalu, dirinya ke RSCM untuk CT Scan, tapi sesampainya disana tidak jadi karena harus membayar sebesar Rp 1,6 juta.

"Karena biaya terlalu tinggi makanya saya konsultasi saja dengan harapan mendapat keringanan biaya. Saya disarankan membuat SKTM bahkan saya diberi surat pengantar dari RSCM untuk membuatnya. Tapi, saya ke sana lagi dan memakai SKTP tetap ditolak dengan alasan Scan tetap harus bayar,” keluhnya.

Uum menjelaskan, Halimah merupakan anaknya dengan suami Sukatma, 53 tahun. Dirinya dengan suami sekarang ini hanya nikah sirih, sehingga tidak tercatat di KUA dan tidak ada surat nikah. Padahal, untuk mendapat SKTM penting terutama untuk berobat anaknya Halimah. “Tapi saat mengurusi surat itu banyak dibantu petugas sehingga saat ini saya hanya tinggal menunggu saja,” ucapnya.

Sementara itu dua bocah lainnya yang juga menderita gizi buruk diketahui bernama Waidah dan Noval Afif. “Disini ada 3 bocah yang diduga menderita gizi buruk. Selama ini kami hanya membantu mengurus membuat SKTM dan ke puskesmas,” kata Gunawan ,40 tahun, Anggota Linmas RW 04. (tim)

Kamis, 31 Mei 2012

5 Jam Api Baru Padam, Pemilik Gudang di Muara Karang Rugi Ratusan Juta Rupiah

KabarPenjaringan - Kebakaran yang terjadi di kompleks Pergudangan Muara Karang, Jakarta Utara, akhirnya bisa dipadamkan. Petugas berhasil memadamkan api setelah lima jam berjibaku dengan si jago merah. Kerugian akibat kebakaran itu ditaksir ratusan juta rupiah.

"Ini baru saja selesai, kerugian menurut penjaga gudang sampai ratusan juta," ujar Kasi Ops Damkar Jakarta Utara Nurdin Silalahi, saat dihubungi KabarPenjaringan pukul 21.35, Kamis, (31/5/12) malam.

Menurutnya, kebakaran yang terjadi sejak pukul 16.30 WIB itu baru bisa dipadamkan setelah 21 unit pemadam kebakaran diturunkan. Diantaranya, 14 mobil pemadam kebakaran dari Dinas Jakarta Utara, 2 mobil damkar dari Jakarta Barat, dan 5 dari dinas lainnya.

"Alhamdulillah aman, tidak ada korban," ucapnya saat ditanya adanya korban jiwa akibat peristiwa itu.

Ia juga menjelaskan bahwa lamanya proses pemadaman dikarenakan barang-barang di dalam gudang terbuat dari besi dan karet. Gudang seluas 20x40 meter itu menyimpan barang-barang rongsokan dari kontainer. "Kesulitannya karena isi gudang besi-besi dan ban-ban besar truk," kata Nurdin. (tim)

Terhalang Tembok Tinggi, Petugas Pemadam Kesulitan Jinakkan Api di Muara Karang

KabarPenjaringan - Gudang di kompleks Pergudangan Muara Karang, Jakarta Utara, terbakar sejak sore tadi. Petugas kesulitan memadamkan api karena gudang tersebut dikelilingi tembok tinggi.

Kasi Ops Damkar Jakarta Utara Nurdin Silalahi saat ditemui di lokasi mengatakan, ada 21 unit mobil pemadam kebakaran yang diterjunkan untuk menjinakkan si jago merah. Namun sebagian masih tertahan di perjalanan karena macet. "Kita kirim 21 unit Damkar. Sebagian unit kita belum masuk karena macet," kata Nurdin, Kamis (31/5) malam.

Selain macet, kondisi tempat kebakaran juga menyulitkan petugas. "Kesulitan kita lokasi TKP sekelilingnya tembok dan di dalam ada lumpur," imbuhnya.

Hingga pukul 19.40 WIB, api masih menyala meski terlihat mengecil dibandingkan sebelumnya. Belum ada laporan soal korban jiwa maupun penyebab kebakaran. Profil gudang tersebut pun masih diselidiki.

"Informasi awal penampungan alat berat. Yang kebakar kebetulan di tumpukan ban," tambahnya.

Pantauan KabarPenjaringan, sebagian warga yang tadinya memadati lokasi kejadian, saat ini telah berkurang. Arus lalu lintas di sekitar gudang memang tak padat, namun akses menuju Jl Pergudangan, Muara Karang, Jakarta Utara, saat ini terpantau macet. (tim)

Sempat Terdengar Ledakan, Gudang Rongsokan di Muara Karang Terbakar

KabarPenjaringan - Kebakaran melanda sebuah gudang berisi rongsokan di Jl Pegudangan Muara Karang, Pluit, Jakarta Utara. Sebelum api berkobar, warga sempat mendengar beberapa kali ledakan.

Berdasarkan penuturan warga, lham (34), kebakaran terjadi sekitar pukul 16.30 WIB. Asap pertama kali dilihat dari bagian tengah gudang. "Saya pulang, pukul 16.30 WIB sudah lihat asap. Saya kira sampah, saya balik lagi tahunya api sudah membesar. Saya sempat dengar ledakan, tapi saya nggak tahu berapa kali karena panik," ujar Ilham saat ditemui di lokasi, Kamis (31/5) malam.

Hingga pukul 18.30 WIB ada sekitar 7 mobil pemadam kebakaran dari Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Utara. Api masih menyala. Arus lalu lintas di lokasi tidak terpengaruh karena posisi gudang berada di area pergudangan.

Namun petugas polisi tetap berjaga di sekitar lokasi. Belum ada informasi soal penyebab kebakaran maupun kemungkinan korban akibat insiden ini. (tim)

Jumat, 25 Mei 2012

Warga Muara Karang Gelar Doa Bersama Pasca Kebakaran

KabarPenjaringan - Warga sekitar komplek Ruko Muara Karang, Penjaringan, Jakarta Utara menggelar doa bersama pada Kamis (24/5/2012) malam pasca kebakaran salah satu ruko di Blok 4 Z8 Utara Nomor 3 yang menewaskan tiga orang kakak-beradik. Doa diutamakan secara keagamaan Buddha sesuai agama para korban kebakaran tersebut.

Kegiatan ini mendatangkan lima biksu dari Tibet di bawah naungan Wihara Zurmang Kaygud di kawasan Cideng, Jakarta Pusat. Doa bersama dimulai sekitar pukul 19.30 dengan membaca mantra Quan Im. Di atas altar persembahan, tersaji minyak goreng, roti, bunga krisan, minuman, biji-bijian, susu, dan beberapa hidangan lainnya.

Warga yang datang berdoa dengan khidmat. Mereka memegang siu sambil menitikkan air mata. Doa bersama berlangsung sekitar dua jam. Menurut panitia acara, Cahyo Utomo (65), kepada KabarPenjaringan, Jumat (25/5) petang, doa bersama tidak hanya diperuntukkan bagi yang beragama Buddha. "Dari yang lain silahkan," ujarnya.

Ia mengatakan, acara tersebut berdasarkan masukan dari beberapa kawannya yang beragaman Buddha. "Saya mengadakan ini dari dua-tiga orang teman-teman Buddha untuk mendatangkan biksu. Dari awal empat hari lalu ada orang dari Jakarta Barat, doa-doa dia bilang, oke kita doa lagi," katanya.

Mengenai kabar kedatangan calon wakil gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Cahyo menolaknya. "Saya tidak mengundang beliau. Saya tidak mau ini jadi komoditas politik. Kalaupun beliau datang, saya tidak rekomendasikan," ungkapnya.

Seperti diwartakan sebelumnya, sebuah ruko yang menjual bahan kebutuhan pokok di kawasan Muara Karang, Penjaringan, Jakarta Utara, terbakar pada Selasa (15/5/2012) pukul 22.00 WIB. Kejadian itu menewaskan tiga kakak beradik yang terkunci di dalam ruko tersebut. (tim)

Jumat, 18 Mei 2012

Wisata Ke Museum Bahari (2) : Menara Syahbandar 2 Kali Terbakar

KabarPenjaringan - Menara Syahbandar di Jl Pasar Ikan, Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, saat ini menjadi kantor Museum Bahari. Sebelum pertengahan tahun 2011, pernah dinyatakan bertambah miring, dari semula 2 derajat menjadi 4 derajat dari garis vertical. Penelitian itu dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Teknik Perguruan Tinggi Swasta di Jakarta Barat. Pertambahan kemiringan itu terjadi secara gradual selama 20 tahun terakhir ini. Maklum, umur bangunan setinggi 18 meter tersebut sudah hampir berusia 173 tahun, didirikan tahun 1839.

Sementara kendaraan berat tiap hari berlalu-lalang di Jalan Pakin yang menambah kemiringan menara tersebut ke arah selatan. Karena itu perlu segera dilakukan perbaikan dan konservasi terhadap menara tersebut, sekaligus menata lingkungannya. Kepala UPT Museum Bahari, Dra Dwi Martati mengakui sekarang ini sedang dilakukan perencanaan konservasi terhadap menara tersebut. Sebab bangunan itu juga rawan kebakaran karena atap dan rangkanya, jendela, kanopi, tangga maupun lantai tingkat atasnya dari kayu. Melihat pemandangan dari lantai dua maupun tiga menara tersebut mengasyikkan sambil melihat papan informasi sejarah bangunan kuno tersebut.

Namun sayangnya, bila kita berdiri di ketinggian itu goncangannya terasa sekali manakala kendaraan berat sedang lewat di jalan yang menghubungkan kawasan Pluit dan Pelabuhan Sunda Kelapa dan Tanjung Priok tersebut. Karena itu, pernah Dinas Perhubungan DKI melarang kendaraan berat melewati jalan tersebut 1 Juli 2011.

Namun peraturan itu tak diindahkan kedua belah-pihak. Mengenai kebakaran Menara Syahbandar, Sukma pemandu wisata di Museum Bahari menuturkan kebakaran pertama Mei 2002 akibat puntung rokok pengunjung yang membakar kanopi beratap sirap. Beberapa mobil pemadam berhasil menjinakkan kobaran api. Yang kedua April 2010 juga akibat puntung rokok wisatawan. Namun tidak sempat mengundang mobil pemadam.

Dari pengalaman tersebut pihak museum kini telah memasang larangan merokok bagi pengunjung. Mengingat kemiringan dan kondisi daya dukung menara yang sudah renta itu, pihak Museum Bahari juga membatasi jumlah pengunjung. Banyak keistimewaan di komplek Museum Bahari, yang lokasinya menjadi satu kawasan dengan Pelabuhan Sunda Kelapa ini. Kita dapat menyaksikan perahu dan kapal tradisional dari berbagai perairan di nusantara yang pernah mengarungi samudra di seluruh dunia sejak zaman purba hingga abad ke 20.

Baik itu perahu yang asli, replica maupun miniaturnya berikut peralatan navigasi aslinya. Bahkan, bagian-bagian kapal Phinisi Nusantara yang pernah mengarungi Lautan Pasifik dan Atlantik sampai ke Vancouver yang akhirnya karam di perairan Pulau Seribu, juga dipajang di museum itu. Empat ratusan foto dokumentasi perkembangan pelabuhan Tanjung Priok dan pelabuhan lainnya serta pembangunan Terusan Suez di Mesir juga dapat dilihat di situ.

Walikota Jakarta Utara, Bambang Sugiono ketika datang berkunjung, Jumat (18/5/2012) petang, juga melihat ada 4 keistimewaan dari Museum Bahari. Pertama, kata Bambang Sugiono, Sunda Kelapa adalah cikal bakal kota Jakarta yang merupakan pelabuhan kerajaan tertua di Pulau Jawa yaitu Kerajaan Tarumanagara. Kedua, Menara Syahbandar merupakan titik nol kilometer Kota Batavia sampai menjadi Jakarta setelah kemerdekaan. Ketiga, dulunya tempat ini merupakan kubu pertahanan Kota Batavia yhaitu Bastion Cullemborg yang masih utuh sampai saat ini.

Keempat, bangunan Museum Bahari terdiri 3 bangunan merupakan gudang VOC untuk menyimpan rempah rempah dari abad 17 dan 18 yang terbesar di dunia yang masih terpelihara hingga sekarang. Kelima kawasan ini telah dicanangkan sebagai salah satu dari 12 titik destinasi wisata pesisir Jakarta Utara sejak tahun 2009. Pengunjung museum tiga bulan terakhir rata-rata 82 orang per hari. Tercatat selama Juli 2011 mencapai 2.764 orang. (tim)

Kamis, 17 Mei 2012

Berwisata Ke Museum Bahari (1) : ‘Kencan’ Dengan Arwah Noni Belanda

KabarPenjaringan - Tiap bangunan kuno, selain memiliki sejarah yang panjang, juga menyimpan misteri yang menjadi cerita rakyat di sekitarnya. Begitu pula dengan Museum Bahari yang terletak di Jl Pasar Ikan 1, Kelurahan Penjaringan Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Tiga bangunan bertingkat tersebut, memang sudah tua karena didirikan pada abad 17 dan 18 sesuai yang tertera di pintu utama masing-masing gedung.

Gedung tersebut dahulunya adalah gudang rempah-rempah VOC Belanda. Menurut cerita para nelayan di sekitar Pasar Ikan, Penjaringan dan Pelabuhan Sunda Kelapa, dahulu di lingkungan pergudangan tersebut ada seorang gadis yang cantik bernama Emma, putri mandor gudang tersebut, seorang Belanda.

Secara diam-diam gadis tersebut menjalin cinta dengan penjaga gudang, seorang pribumi keturunan Ambon bernama Yakob. Namun ketika di Batavia terjangkit wabah penyakit kolera tahun 1780, sang Mandor mengungsikan putrinya ke Pulau Onrust yang lebih aman, karena jauh dari kemungkinan penyebaran wabah dimaksud.

Tapi akhirnya Emma justru meninggal di pulau itu dengan menanggung rindu, dan dimakamkan juga di situ. Sedangkan Yakob juga tidak mampu menahan dukanya. Akhirnya tidak konsentrasi dalam bekerja sehingga dipulangkan ke Ambon. Setelah itu tidak diketahui lagi bagaimana kabarnya.

Karena itu bila nelayan melihat gadis Belanda menampakkan diri baik di pantai maupun di sekitar Museum Bahari, mereka menganggap sedang ditemani Si Emma, gadis berambut pirang yang malang itu. Di Pulau Onrust sendiri juga ada cerita semacam itu. Tidak jarang pemancing melihat gadis Belanda malam hari menampakkan diri di pulau tersebut.

Sukma, pemandu wisata di Museum Bahari mengakui adanya cerita misteri tersebut. “Kalau nelayan-nelayan tua masih percaya itu Pak,” kata Sukma kepada KabarPenjaringan, Kamis (17/5/2012) petang, yang keluarganya juga tinggal di dekat Masjid Luar Batang, tidak jauh dari kawasan Pasar Ikan.

Pengalaman Kru Televisi

Cerita misteri dari Museum Bahari, juga diungkapkan Suprihardjo, wartawan senior yang banyak menulis masalah wisata. Setengah tahun yang lalu, katanya, juga ada kru televisi swasta meliput cerita sejarah Museum Bahari dan kehidupan di sekitarnya. Inilah cerita Pak Pri, panggilan akrab Suprihardjo.

“Ketika memasuki gedung C yang didirikan tahun 1779 itu, terjadi keanehan. Gian, pembawa acara stasiun televisi tersebut, tiba-tiba meninggalkan pembicaraan bersama beberapa orang dan berjalan sendiri menuju salah satu ruangan,” kata Pak Pri, mantan jurnalis dari Harian Berita Buana ini, mulai bercerita.

Ketika kembali, ia menuturkan baru saja menemui orang yang memanggilnya. Kemudian mengecek kepada Sukma, apakah di sini ada penghuni seorang gadis Belanda? Tentu saja dijawab tidak. Yang ada hanya kucing beranak-pianak di situ. Kontan Gian jatuh pingsan. Baru setelah semuanya berlalu, Sukma baru berani mengungkapkan adanya cerita misteri tersebut. Termasuk kepada seluruh kru televisi yang meliputnya.

“Boleh percaya boleh tidak. Soal kebenaran cerita itu, wallahu a’lam bissawab, hanya Allah yang mengetahui di balik rahasia cerita itu,” kata Suprihardjo, yang sekarang lebih memilih sebagai wartawan penulis free lance ini.

1.500 Pengunjung Setiap Bulan

Berapa sebenarnya jumlah pengunjung Museum Bahari? Tidak menentu. Namun kata Kepala Subbag TU, Irfal Guci, rata-rata per bulan antara 1000 sampai 1500 orang. Pada musim liburan seperti sekarang ini, bisa mencapai 3000 sampai 5000. Namun pada waktu sepi, misalnya musim tahun ajaran baru bulan Agustus, kurang dari 1000 orang sebulan. Di museum bahari banyak ditemukan orang berkeliling mengendarai sepeda.

Mereka itu adalah pengunjung Museum Bahari juga. Ada yang naik sepeda onthel berombongan dua atau tiga orang. Ternyata mereka itu di pandu oleh pemilik sepeda yang menyewakan kendaraannya kepada wisatawan yang berkunjung ke Taman Fatahillah, Kota Tua. Pemilik usaha sepeda itu sendiri, memiliki paket wisata sepeda yaitu Museum Wayang, Pelabuhan Sunda Kelapa, Masjid Keramat Luar Batang, Museum Bahari dan Menara “Miring” Syahbandar.

Karena itu, orang-orang Museum Bahari mengakui persewaan sepeda onthel memiliki andil dalam memasyarakatkan keberadaan museum kepada pengunjung Taman Fatahillah dan Museum Sejarah Jakarta. Apalagi sejatinya kawasan Museum Bahari dan Sunda Kelapa itulah cikal bakal kota Jakarta sejak bernama Kastil Batavia sampai berkembang ke selatan sampai stasiun Kota, Glodok, Harmoni sampai pula ke sekitar Lapangan Medan Merdeka, Monas.

Pemandu wisata, Sukma, yang selama ini tinggal di museum, juga tak kuasa menolak pengunjung yang datang sudah melewati waktu dan harus tutup pukul 15.00 WIB. Diantarlah mereka ke bagian museum yang masih bisa bercerita tentang kebaharian sekalipun hanya melihat dari luar. Bahkan, di luar kita bisa menyentuh jangkar dan meriam-meriam kuno saksi sejarah masa lalu. (tim)

3 Korban Tewas Kebakaran di Muara Karang Kakak Beradik

KabarPenjaringan - Tiga korban tewas akibat kebakaran yang melanda ruko sembako, nomor 6, RT 11/3 Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, diketahui kakak beradik. Ketiga korban yang semuanya berjenis kelamin perempuan itu masing-masing bernama Melisa (12), Meyena (10), dan Evan (7).

“Ketiganya kakak beradik," kata petugas Rumah Sakit Atmajaya, Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, Rudi saat dikonfirmasi KabarPenjaringan, Kamis (17/5) dini hari. Ketiganya tewas dengan luka bakar di sekujur tubuhnya. “Baju mereka juga habis terbakar," tambah Rudi.

Kakak beradik ini diterima RS Atmajaya sekira pukul 22.55 WIB. Pihak keluarga juga sudah mengetahui kejadian ini. Seperti diberitakan sebelumnya, Sebuah ruko sembako, nomor 6, RT 3/11, Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, terbakar. Tiga orang tewas akibat kebakaran ini. Kebakaran ini diketahui sekira pukul 22.30 WIB dan berhasil dipadamkan sekira pukul 23.00 WIB. (tim)

Rabu, 16 Mei 2012

Ruko di Muara Karang Terbakar, Tiga Bocah Terpanggang

KabarPenjaringan - Ruko sembako 3 lantai di Muara Karang Blok Z-8U RT 11/03 Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, ludes terbakar. Kebakaran yang terjadi mengakibatkan tiga orang meninggal dunia. Ketiga korban masing-masing bernama Melisa (12), Meyena (10), dan Evan (7).

Dijelaskan, anggota damkar kesulitan menyelamatkan korban karena seluruh pintu ruko terkunci. Jendela setiap lantai juga diteralis. Akhirnya petugas damkar menjebol teralis lantai 2 untuk menyelamatkan ketiga korban. Saat diselamatkan, ketiga korban dalam keadaan pingsan dan masih bernafas. Namun, kemudian korban di bawa ke rumah sakit Atmajaya Pluit. "Ketiga korban akhirnya tewas di rumah sakit diduga karena kehabisan oksigen," jelas Nurdin.

Dugaan sementara, penyebab kebakaran berasal dari korsleting listrik pada pompa air yang berada di lantai dasar, tempat menjual Sembako. Api kemudian membesar dan merembet ke lantai 2. "Diduga ketiga korban tidak dapat menyelamatkan diri karena lantai 1 sudah hangus terbakar'" ujar petugas Polsek Metro Penjaringan, Rabu (16/5).

Api baru bisa dipadamkan pukul 23:30 WIB dengan bantuan 12 unit mobil pemadam kebakaran. Kasus ini ditangani Polsek Metro Penjaringan dan Polres Metro Jakarta Utara. (tim)

Jumat, 24 Februari 2012

Berkat PNPM MPk, Warga Kelurahan Pluit Bangun Jembatan

KabarPenjaringan - Warga di RW 01 dan 11 Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara melakukan pembangunan jembatan melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM MPk). Selain itu, warga juga secara swadaya dibantu donatur bekerjasama gotong-royong melakukan penggalangan dana pembangunan. Jembatan yang dibangun di lahan fasiltas umum Kelurahan Pluit dengan panjang 24 M dan lebar 2 M diperkirakan akan menghabiskan biaya Rp 210 juta.

Menurut H Fayumi Naning, Ketua Panitia pembangunan jembatan PNPM MPk kepada KabarPenjaringan menyatakan pembangunan sudah di atas 50 persen, Jumat (24/2/2012). "Saat ini pembangunan sudah mencapai 60 persen. Kami mengajak masyarakat RW 01 dan 11 serta warga sekitarnya untuk ikut mendukung pembangunan jembatan baik berupa materi maupun material,” katanya.

Koordinator Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM) Bawal Putih Pluit, Masyur, mengisahkan kondisi jembatan sebelumnya sangat memprihatinkan dan membahayakan keselamatan warga. "Pembangunan jembatan sesuai dengan aspirasi masyarakat melalui RT dan RW serta LKM, TPP RW, KSM dan pihak Kelurahan," ucapnya.

Lurah Pluit, Tahta Yujang, membenarkan adanya aktivitas warga dalam pembangunan jembatan yang dibiayai PNPM MPk dan swadaya masyarakat. "Kami juga menghimbau agar warga dapat berpartisipasi supaya pembangunan jembatan cepat selesai. Karena dengan dibangunnya jembatan tersebut dapat mempercepat akses transportasi, mengatasi kemacetan dan memperlancar saluran air dibawahnya," jelasnya. (tim)

Walikota Jakarta Utara Prihatin dengan Semrawutnya Kawasan Masjid Keramat Luar Batang

KabarPenjaringan - Diketahui, selain sebagai tempat ibadah, Masjid Keramat Luar Batang di Penjaringan, Jakarta Utara, juga dikenal sebagai kawasan wisata religi di wilayah Jakarta Utara. Pasalnya, di tempat itu juga terdapat pula makam Al Habib Husein bin Abu Bakar Alaydrus dan amsuk dalam kawasan Cagar Budaya.

Walikota Jakarta Utara H Bambang Sugiyono mengatakan, jika dirinya menyayangkan jika kawasan bersejarah itu tampak semrawut lantaran dipenuhi Pedagang Kaki Lima (PKL). "Belum lagi, sepeda motor yang terparkir di sembarang tempat menambah semrawut akses menuju kompleks masjid," ujarnya.

"Sekarang ini kawasan masjid terlihat semrawut. Karenanya, kami akan berbicara dengan pengurus maupun warga disini agar lingkungan menjadi lebih tertata kembali untuk memberikan kenyamanan bagi para pengunjungnya. Kami akan berupaya menata kawasan ini menjadi lebih baik dan bersih,” tegasnya.

“Masjid ini kita ibaratkan mutiara dalam lumpur. Sebab, masjid ini tidak hanya dikunjungi oleh masyarakat Indonesia, tetapi masyarakat dunia. Bahkan, bukan hanya muslim, tetapi non muslim juga banyak berkunjung ke sini hanya untuk berziarah dan melihat kebesaran Al Habib Husein bin Abubakar Alaydrus yang telah mensyiarkan agama Islam di tanah Betawi sejak 400 tahun lalu. Pemprov DKI Jakarta pun melestarikan masjid ini dengan menjadikannya sebagai cagar budaya,” katanya.

Untuk itu, lanjut Bambang kepada KabarPenjaringan, Jumat (24/2/2012), diperlukan parkir luas di kawasan tersebut untuk menampung kendaraan, khususnya bus yang membawa rombongan untuk ziarah ke Masjid. “Kami juga akan mengupayakan agar ada souvenir yang mencirikan khas masjid ini dan dikelola dengan baik demi menumbuhkan perekonomian warga sekitar,” tandasnya.

Tak hanya itu, Bambang juga telah mempromosikan Masjid Keramat Luar Batang sebagai salah satu dari sekian banyak tujuan wisata di wilayah Jakarta Utara. (tim)

Palyja Janji Air Mengalir Normal di Muarabaru Minggu Ini

KabarPenjaringan - Masyarakat Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara yang kesulitan air bersih akhirnya bernafas lega. Pasalnya, Jumat (24/2/2012) pihak PT Palyja penyuplai air bersih di kawasan itu telah melakukan survai lapangan dan diperkirakan minggu-minggu ini akan mengalir.

Menurut Ketua RW 017 Gustara Muhammad, sejumlah petugas dari PT Palyja sudah melakukan survai lapangan. Mereka menjanjikan minggu-minggu ini air akan kembali normal lagi. “Memang saat ini air sudah mengalir tapi kecil dan itupun seluruhnya belum maksimal. Tapi pihak PT Palyja sudah datang dan berjanji dalam dua hari terakhir ini air akan normal lagi," jelas Gustara.

Meski begitu, kata Gustara, warga menanti janji tersebut. Jika tidak terealisasi warga akan tetap menggelar aksi demo besar-besaran mengepung kantor PT Palyja. "Mudah-mudahan hal itu terealisasi, kami warga disini tetap sabar menanti," terangnya.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, ribuan warga dari tujuh RT yang ada di RW 07 akan mengepung kantor PT Palyja. Ini dilakukan karena selama satu bulan terakhir ini warga yang bermukin di kawasan padat penduduk Muara Baru Penjaringan, Jakarta Utara kesulitan air bersih. Akibat kondisi itu, warga akhirnya harus mengeluarkan uang eksta untuk membeli kebutuhan air bersih.

Bukan hanya itu saja, warga juga harus antri untuk membeli air meskipun pihak PT Palyja mengirim tangki air minum ke kawasan tersebut. "Air yang dikirim PT Palyja tidak mampu memenuhi kebutuhan warga, sehingga warga terpaksa membeli air," jelas Gustara yang juga tokoh masyarakat Muara Baru. (tim)

Pantai Dijual, Warga Penjaringan Resah

KabarPenjaringan - Awalnya, kawasan perairan pelabuhan Muara Baru, persisnya di depan gedung pompa air Jl Muara Baru Ujung, Penjaringan, Jakarta Utara memancarkan aura kesejukan dan kedamaian bagi warga sekitar. Hampir setiap harinya, tampak sejumlah kapal ukuran kecil milik nelayan tampak menari mengikuti riak air yang menghempas ke tepian. Kehidupan damai dan kedekatan warga sekitar dengan alam, tak pernah terusik karena aktivitas.

Tapi, itu tinggal kenangan. Belakangan kenyamanan dan kedamaian masyarakat sekitar khususnya warga RT 20 RW 17 Kelurahan Penjaringan, Jakarta Utara, mulai terusik. Kekhawatiran sebagian besar warga itu, dipicu keberadaan belasan kapal berukuran besar jenis tongkang dan kapal troll di kawasan tersebut. Kawasan laut yang menjadi aset pemerintah dijadikan pelabuhan liar oleh para oknum dan pemilik kapal besar.

Bahkan, tidak hanya berlabuh atau parkir, untuk jangka waktu yang pendek. Belasan kapal ukuran besar yang sedang menjalani renovasi atau naik dok, tampak parkir hingga berbulan-bulan. Setiap harinya, para pekerja di kapal tersebut melakukan aktivitas, tanpa pernah memikirkan keselamatan dan kenyamanan warga yang bermukim di wilayah itu.

Padahal, keberadaan kapal-kapal ukuran raksasa itu sangat rawan dan berpotensi menjadi ancaman bagi keselamatan warga sekitar. Bencana bagi warga sekitar tak dapat dihindari, jika keberadaan kapal-kapal itu mengakibatkan benturan dengan tembok penyangga Air Laut di depan gedung pompa air Muara Baru. Anehnya, keberadaan pelabuhan liar sekaligus menjadi ancaman bagi warga sekitar tak membuat aparat terkait di kawasan itu terusik. Padahal, warga sudah beberapa kali menyampaikan keluhan ke sejumlah instansi agar melarang kapal besar parkir di kawasan tersebut.

Namun, hingga saat ini, tidak ada tindakan terhadap kapal–kapal raksasa tersebut. Maka, tidak heran jika sebagian besar warga di wilayah tersebut meyakini bahwa para pemilik kapal besar itu "Ada Main" dengan sejumlah aparat. Dugaan "Main Mata" semakin kuat, lantaran lokasi parkir kapal–kapal ukuran besar itu persis di depan kantor Pos Pol Airud, Muarabaru. Apalagi, para petugas sejumlah instansi terkait di wilayah itu selalu menghindar dan saling lempar tanggung jawab. Beberapa kali ditemui, Kapos Pol Airud Muara Baru AKP Hamdan, tidak pernah ada di tempat.

Sementara Kasubag TU Kesyahbandaran Cabang Pelabuhan Sunda Kelapa, Casmiti mengatakan. Tidak berwenang memberikan penjelasan ihwal keberadaan kapal-kapal besar tersebut. Dia meminta, agar KabarPenjaringan untuk menemui Alimul Hakim, Kepala Administrator Pelabuhan (Adpel) Pantai Mutiara. Namun, Casmiti menjelaskan, bahwa instansi terkait dikawasan itu sudah koordinasi ihwal keberadaan kapal-kapal tersebut.

Ditempat terpisah, Kepala Adpel Pantai Mutiara, Alimul Hakim saat ditemui KabarPenjaringan, Jumat (24/2/2012) mengatakan, lokasi di pesisir pantai itu adalah milik PT Sakna Nusantara yang telah dibeli dari PT Pelindo. Menurut Alimul Hakim, karena pesisir pantai itu milik PT Sakna Nusantara, dan kapal-kapal besar seperti tongkang dan troll yang parkir disitu juga miliknya, sehingga tidak ada masalah dengan keberadaan kapal-kapal yang parkir. “Kalau pun ada kapal lain yang parkir di situ adalah urusan PT Sakna Nusantara,” kata Alimul Hakim.

Padahal, berdasarkan keterangan yang diperoleh KabarPenjaringan, kapal-kapal milik PT Sakna Nusantara parkir terpisah dengan jarak sekitar dua hingga tiga ratus meter dari lokasi pesisir pantai yang menimbulkan keresahan warga Muara Baru Penjaringan, Jakarta Utara. (tim)

Kamis, 23 Februari 2012

Penggusuran PKL Pluit Salah Alamat

KabarPenjaringan - Ratusan orang dari Serikat Rakyat Miskin Indonesia (SRMI) bersama warga Jalan Pluit Karang Karya 1, RT 07 RW 16 Kelurahan Pejagalan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara melakukan aksi protes terhadap rencana penggusuran lapak pedagang oleh Satuan Polisi Pamong Praja Kecamatan setempat. Warga merasa penggusuran tersebut salah alamat karena dalam surat pemberitahuan yang diberikan Satpol PP Jumat (27/1/2012) lalu tertera lokasi yang digusur adalah JU-28, sementara lokasi berdagang warga tersebut adalah JU-31.

"Jumat lalu Satpol PP bagiin surat edaran, dalam surat itu, yang mau digusur JU-28. Nah, ini kok malah JU-31, kan salah alamat. Udah gitu yang anehnya lagi, pedagang JU-28 nggak dikasih surat," ujar Marlo Sitompul, perwakilan warga, saat ditemui KabarPenjaringan di lokasi, Kamis (23/1/2012).

Dalam salah satu poin dari surat pemberitahuan tersebut berisi antara lain, apabila selama jangka waktu 1x24 jam sejak dikeluarkan seruan ini ternyata saudara tidak membongkar, maka akan dilaksanakan pembongkaran/penertiban oleh Tim Terpadu Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Dalam surat yang tertanggal 27 Januari 2012 tersebut, pihak kecamatan menganggap bangunan pedagang kaki lima yang telah ditempati selama lebih dari 20 tahun tersebut menggunakan lahan hijau. Menurut data Marlo, paling tidak ada 100 pedagang, mulai dari pedagang makanan hingga kios kecil yang menempati sisi Jalan Pluit Karang Karya 1 sepanjang 500 meter dan berhadapan dengan kantor perusahaan-perusahaan swasta.

Kebanyakan dari mereka telah berjualan di kawasan tersebut selama 20 tahun. "Kami menduga ini ada kongkalikong dengan perusahaan-perusaahan ini, di situ (di surat pemberitahuan) tertulis untuk lahan hijau, palingan juga nanti buat lahan parkir," kata Marlo.

Pukul 11.30 WIB, warga yang dari pagi berjaga di lokasi penggusuran bergegas ke kantor Camat Penjaringan untuk mengklarifikasi rencana penggusuran tersebut. "Selanjutnya kami minta kepada camat untuk tidak melakukan penggusuran karena tidak sesuai sasaran, kalau tetap dilakukan camat, kami melawan," kata Marlo. (tim)

Selasa, 21 Februari 2012

Ingin Kerja, Remaja 15 Tahun Dijadikan PSK di Kalijodoh

KabarPenjaringan - Anak-anak dari keluarga miskin sangat rentan menjadi korban kejahatan. Seperti yang menimpa remaja perempuan di Jakarta Timur. Dengan iming-iming dipekerjakan sebagai pramusaji, korban justru dijadikan pekerja seks komersil di Lokalisasi Kalijodoh, Penjaringan, Jakarta Utara.

Didampingi sang ibu, korban yang masih berusia 15 tahun mendatangi Kantor Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Selasa (21/2). Korban menuturkan kronologi sehingga ia terdampar di Lokalisasi Kalijodoh. Menurut korban, kisah kelamnya dimulai saat ditawari pekerjaan oleh sopir angkutan yang sudah dikenalinya.

Korban dijanjikan untuk berkerja sebagai pramusaji di sebuah kafe. Namun tak pernah terbayangkan, ia justru dijual ke pemilik sebuah kafe di kawasan Kalijodoh dan belakangan dipaksa melayani nafsu pria hidung belang. Diduga pelaku yang berprofesi sebagai sopir angkutan umum merupakan sindikat penjualan anak.

Selain korban yang berasal dari keluarga tidak mampu ini, dua temannya juga bernasib sama. Namun keduanya enggan melaporkan pengalaman pahit itu kepada KPAI dan polisi. Korban juga melaporkan kejadian itu ke Polda Metro Jaya untuk diproses hukum sekaligus meminta perlindungan karena sempat diancam pelaku. (tim)

Senin, 20 Februari 2012

Sejumlah Ruas Jalan di Muara Baru Tergenang

KabarPenjaringan - Hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi yang mengguyur wilayah Jakarta Utara, Minggu (19/2) menyebabkan sejumlah ruas jalan di wilayah itu tergenang. Ketinggian genangan mencapai 20-30 sentimeter. Alhasil, kondisi ini membuat sejumlah pengendara, khususnya pengendara sepeda motor melambatkan laju kendaraannya hingga menyebabkan macet.

Pantauan KabarPenjaringan, lokasi genangan terdapat di sepanjang Jl Muara Baru.

Ketua RW 17 Muara Baru, Gustara mengatakan, genangan di Jl Muara Baru disebabkan tersumbatnya saluran air di sekitar Masjid Keramat Luar Batang. Terlebih bila terjadi rob. "Kami warga disini yang kerap terkena imbasnya. Ketinggian genangan mencapai 30 sentimeter," ujar Gustara, Senin (20/2).

Dikatakan Gustara, genangan yang terjadi hampir setiap hari. Namun, jika genangan terjadi di pagi hari, maka siang harinya genangan sudah surut.

Menanggapi hal itu, Walikota Jakarta Utara, Bambang Sugiyono menuturkan, curah hujan yang terjadi hari ini cukup tinggi hingga mengakibatkan timbulnya genangan di sejumlah ruas jalan. Meski begitu, genangan yang timbul segera surut. "Saat ini air laut sedang naik hingga ketinggian 205 sentimeter dan juga ada rembesan, sehingga jalan menjadi tergenang. Tetapi, bila ketinggian air sudah turun dibawah 200 sentimeter, itu akan menyusut dan air akan kembali ke laut lagi," ungkap Bambang.

Selain itu, lanjut Bambang, tergenangnya sejumlah lokasi itu juga terkait dengan belum sempurnanya drainase, dan perlu adanya pembenahan. Termasuk di Waduk Pluit yang jaringan drainasenya tengah diperbaiki, sehingga nantinya tidak ada genangan disejumlah lokasi. "Kalau sudah diperbaiki sistem drainasenya, mudah-mudahan tidak ada genangan," ucap Bambang.

Petugas Piket Crisis Center DKI Jakarta, Fran Siboro menambahkan, ketinggian air di Pintu Air Pasar Ikan, Penjaringan pada pukul 09.00 terpantau 225 sentimeter. Namun, pada pukul 13.00 terpantau surut menjadi 175 sentimeter. "Tadi pagi sempat terpantau tinggi, tetapi kini mulai surut," tandasnya. (tim)

Kawasan Masjid Keramat Luar Batang Semrawut

KabarPenjaringan - Selain sebagai tempat ibadah, Masjid Keramat Luar Batang di Penjaringan, Jakarta Utara telah dikenal lama sebagai kawasan wisata religi di wilayah Jakarta Utara. Selain masjid, terdapat pula makam Al Habib Husein bin Abu Bakar Alaydrus di kompleks masjid. Sayangnya, belakangan ini, kawasan tersebut tampak semrawut dan dipenuhi pedagang kaki lima (PKL) yang menjajakan dagangannya disembarang tempat. Belum lagi, sepeda motor yang terparkir di sembarang tempat menambah semrawut akses menuju kompleks masjid.

"Sekarang kawasan masjid menjadi semrawut. Karenanya, kami akan berbicara dengan pengurus maupun warga di sini agar lingkungan menjadi lebih tertata kembali," ujar Bambang Sugiyono, Walikota Jakarta Utara, usai menghadiri Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Keramat Luar Batang, Senin (20/2).

Dikatakan Bambang, Masjid Keramat Luar Batang merupakan tempat bersejarah dan masuk dalam kategori cagar budaya DKI Jakarta serta termasuk salah satu tujuan wisata religi di wilayah Jakarta Utara. Untuk memberikan kenyamanan bagi para pengunjungnya, dikatakan Bambang, pihaknya akan berupaya menata kawasan tersebut menjadi lebih baik dan bersih.

"Masjid ini kita ibaratkan mutiara dalam lumpur. Sebab, masjid ini tidak hanya dikunjungi oleh masyarakat Indonesia, tetapi masyarakat dunia. Bahkan, bukan hanya muslim, tetapi non muslim juga banyak berkunjung ke sini hanya untuk berziarah dan melihat kebesaran Al Habib Husein bin Abubakar Alaydrus yang telah mensyiarkan agama Islam di tanah Betawi sejak 400 tahun lalu. Pemprov DKI Jakarta pun melestarikan masjid ini dengan menjadikannya sebagai cagar budaya," katanya.

Dituturkan Bambang, diperlukan parkir luas di kawasan ini untuk menampung kendaraan, khususnya bus yang membawa rombongan untuk ziara ke masjid ini. "Kami juga akan mengupayakan agar ada souvenir yang mencirikan khas masjid ini dan dikelola dengan baik demi menumbuhkan perekonomian warga sekitar," ucap Bambang.

Sebelumnya, ditambahkan Bambang, pihaknya juga telah mengangkat dan mempromosikan Masjid Keramat Luar Batang sebagai salah satu dari sekian banyak tujuan wisata di wilayah Jakarta Utara. (tim)