Selasa, 19 Februari 2013

Urus KTP dan KK di Kelurahan Penjaringan Rp 750.000

KabarPenjaringan - Layanan dokumen kependudukan bagi warga Penjaringan yang hendak pindah ke Rumah Susun (Rusun) kembali diaromai bau tak sedap. Banyaknya permintaan pengurusan KTP dan Kartu Keluarga (KK) dimanfaatkan oknum tertentu untuk mengeruk keuntungan dari proses tersebut.

"Urus KTP dan KK sekarang mahal. Tadi, ada warga yang dimintai Rp 750.000 untuk buat satu KTP dan KK," kata Ahmad, warga RT 16 RW 17, Penjaringan, Jakarta Utara, saat ditemui KabarPenjaringan, Selasa (19/2/2013).

Karena alasan keamanan diri, Ahmad hanya mengungkapkan bahwa oknum yang meminta uang dalam jumlah besar itu berasal dari petugas RT/RW setempat. Keterangan Ahmad dibenarkan warga lainnya, Izul.

Warga RW 17 Muarabaru ini menerangkan, seorang rekannya yang telah pindah ke Rusun Marunda dan kembali untuk mengurus kartu keluarga juga dimintai pungutan dalam jumlah serupa. "Teman saya Si Gondrong diminta untuk sediakan uang Rp 750.000. Ini lagi jadi perbincangan warga sini," kata Izul.

Warga yang bermukim di pinggiran Waduk Pluit itu mengutarakan, menurut alasan yang dikemukakan oknum tersebut, biaya tambahan dikenakan karena banyaknya warga yang saat ini meminta pemrosesan KTP dan KK.

"Katanya sekarang ini pemintaan lagi membludak. Umumnya warga disini punya KTP, tapi kebanyakan belum punya KK," lanjut Izul. Ia menjelaskan, permintaan pengurusan dokumen kependudukan tidak hanya datang dari warga yang akan pindah ke Marunda. Sejumlah warga yang saat ini telah menghuni Rusun Marunda pun masih belum dilengkapi dokumen yang disyaratkan pemerintah.

Mereka yang masuk rombongan pertama warga waduk Pluit yang pindah ke Marunda, menurut Izul, adalah perintis yang diajak pemerintah untuk membuka jalan bagi warga lainnya.

"Waktu itu syarat-syarat belum lengkap, asal mau pindah, pasti dikasih kesempatan. Nah, sekarang ini mereka juga diminta melengkapi dokumen, makanya banyak yang balik kesini buat ngurus KK," terang Izul.

Sebagaimana Ahmad, Izul pun tidak ingin mengungkapkan secara gamblang identitas oknum yang dimaksud. Ia beralasan, keterangannya bisa memicu keretakan hubungan dengan oknum tersebut yang tak lain sesama warga disekitar Waduk Pluit. (tim)

Senin, 18 Februari 2013

Tinjau Kali Pakin Penjaringan, Jokowi Bagikan Tas & Buku

KabarPenjaringan - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) memulai blusukan meninjau pengerukan Kali Pakin Penjaringan, Jakarta Utara. Ia juga membagikan buku dan tas kepada anak-anak SD.

Jokowi yang mengenakan kemeja warna putih ini tiba di bantaran Kali Pakin, Penjaringan, Jakarta Utara, tak jauh dari Waduk Pluit, Senin (18/2) sekitar pukul 14.45 WIB. Ia menggunakan Kijang Innova warna hitam.

Suami Iriana ini langsung turun ke pinggiran memantau pengerukan yang dilakukan oleh 2 eskavator. 1 Eskavator lainnya merapikan sisa-sisa pengerukan.

Sarjana Kehutanan UGM ini memberikan arahan dan melihat lembaran gambar-gambar proses pengerjaan pengerukan kali. Kali itu berwarna hitam dan dihiasi hamparan sampah.

Jokowi kemudian membagikan buku-buku, alat tulis dan tas kepada puluhan anak-anak SD. "Antre yang rapi dan baris satu-satu," kata seorang petugas menertibkan siswa siswi berseragam putih dan merah itu. (tim)

Jokowi Tinjau Pengerukan Kali Pakin Penjaringan

KabarPenjaringan - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo Senin (18/2) siang meninjau pengerukan kali Pakin Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara.

Menurutnya, pengerukan kali yang langsung terhubung ke Waduk Pluit tersebut bertujuan sebagai percontohan. "Ini untuk percontohan kali yang baik, yang bersih, yang benar itu seperti apa," kata gubernur yang akrab disapa Jokowi.


"Sebelum dikeruk, kedalam kali ini hanya setengah meter. Mau dibuat dalamnya sampai lima meter," katanya.

Karena masih percontohan, dana untuk melakukan pengerukan ini masih menggunakan bantuan dari pihak swasta dalam bentuk Corporate Social Responsibility (CSR). "Kan APBD juga belum diketok," jelasnya.


Selanjutnya, Jokowi berharap bahwa pengerukan akan dilakukan di empat titik yakni Pesanggrahan, Angke, Sunter serta Sungai Ciliwung. "Nanti tunggu APBD dulu, langsung dikeruk. Ini untuk contoh saja dulu," ujarnya.

Jokowi juga meyakinkan bahwa dia sudah melakukan sosialisasi terhadap rumah-rumah yang sebelumnya berada di pinggiran kali. "Sudah disosialisasikan. Banyak yang minta ke rusun, ya ndak apa-apa," katanya.


Usai meninjau Kali Pakin, Jokowi menyeberangi jalan untuk melihat proses awal normalisasi Waduk Pluit. (tim)