Jumat, 24 Februari 2012

Berkat PNPM MPk, Warga Kelurahan Pluit Bangun Jembatan

KabarPenjaringan - Warga di RW 01 dan 11 Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara melakukan pembangunan jembatan melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM MPk). Selain itu, warga juga secara swadaya dibantu donatur bekerjasama gotong-royong melakukan penggalangan dana pembangunan. Jembatan yang dibangun di lahan fasiltas umum Kelurahan Pluit dengan panjang 24 M dan lebar 2 M diperkirakan akan menghabiskan biaya Rp 210 juta.

Menurut H Fayumi Naning, Ketua Panitia pembangunan jembatan PNPM MPk kepada KabarPenjaringan menyatakan pembangunan sudah di atas 50 persen, Jumat (24/2/2012). "Saat ini pembangunan sudah mencapai 60 persen. Kami mengajak masyarakat RW 01 dan 11 serta warga sekitarnya untuk ikut mendukung pembangunan jembatan baik berupa materi maupun material,” katanya.

Koordinator Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM) Bawal Putih Pluit, Masyur, mengisahkan kondisi jembatan sebelumnya sangat memprihatinkan dan membahayakan keselamatan warga. "Pembangunan jembatan sesuai dengan aspirasi masyarakat melalui RT dan RW serta LKM, TPP RW, KSM dan pihak Kelurahan," ucapnya.

Lurah Pluit, Tahta Yujang, membenarkan adanya aktivitas warga dalam pembangunan jembatan yang dibiayai PNPM MPk dan swadaya masyarakat. "Kami juga menghimbau agar warga dapat berpartisipasi supaya pembangunan jembatan cepat selesai. Karena dengan dibangunnya jembatan tersebut dapat mempercepat akses transportasi, mengatasi kemacetan dan memperlancar saluran air dibawahnya," jelasnya. (tim)

Walikota Jakarta Utara Prihatin dengan Semrawutnya Kawasan Masjid Keramat Luar Batang

KabarPenjaringan - Diketahui, selain sebagai tempat ibadah, Masjid Keramat Luar Batang di Penjaringan, Jakarta Utara, juga dikenal sebagai kawasan wisata religi di wilayah Jakarta Utara. Pasalnya, di tempat itu juga terdapat pula makam Al Habib Husein bin Abu Bakar Alaydrus dan amsuk dalam kawasan Cagar Budaya.

Walikota Jakarta Utara H Bambang Sugiyono mengatakan, jika dirinya menyayangkan jika kawasan bersejarah itu tampak semrawut lantaran dipenuhi Pedagang Kaki Lima (PKL). "Belum lagi, sepeda motor yang terparkir di sembarang tempat menambah semrawut akses menuju kompleks masjid," ujarnya.

"Sekarang ini kawasan masjid terlihat semrawut. Karenanya, kami akan berbicara dengan pengurus maupun warga disini agar lingkungan menjadi lebih tertata kembali untuk memberikan kenyamanan bagi para pengunjungnya. Kami akan berupaya menata kawasan ini menjadi lebih baik dan bersih,” tegasnya.

“Masjid ini kita ibaratkan mutiara dalam lumpur. Sebab, masjid ini tidak hanya dikunjungi oleh masyarakat Indonesia, tetapi masyarakat dunia. Bahkan, bukan hanya muslim, tetapi non muslim juga banyak berkunjung ke sini hanya untuk berziarah dan melihat kebesaran Al Habib Husein bin Abubakar Alaydrus yang telah mensyiarkan agama Islam di tanah Betawi sejak 400 tahun lalu. Pemprov DKI Jakarta pun melestarikan masjid ini dengan menjadikannya sebagai cagar budaya,” katanya.

Untuk itu, lanjut Bambang kepada KabarPenjaringan, Jumat (24/2/2012), diperlukan parkir luas di kawasan tersebut untuk menampung kendaraan, khususnya bus yang membawa rombongan untuk ziarah ke Masjid. “Kami juga akan mengupayakan agar ada souvenir yang mencirikan khas masjid ini dan dikelola dengan baik demi menumbuhkan perekonomian warga sekitar,” tandasnya.

Tak hanya itu, Bambang juga telah mempromosikan Masjid Keramat Luar Batang sebagai salah satu dari sekian banyak tujuan wisata di wilayah Jakarta Utara. (tim)

Palyja Janji Air Mengalir Normal di Muarabaru Minggu Ini

KabarPenjaringan - Masyarakat Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara yang kesulitan air bersih akhirnya bernafas lega. Pasalnya, Jumat (24/2/2012) pihak PT Palyja penyuplai air bersih di kawasan itu telah melakukan survai lapangan dan diperkirakan minggu-minggu ini akan mengalir.

Menurut Ketua RW 017 Gustara Muhammad, sejumlah petugas dari PT Palyja sudah melakukan survai lapangan. Mereka menjanjikan minggu-minggu ini air akan kembali normal lagi. “Memang saat ini air sudah mengalir tapi kecil dan itupun seluruhnya belum maksimal. Tapi pihak PT Palyja sudah datang dan berjanji dalam dua hari terakhir ini air akan normal lagi," jelas Gustara.

Meski begitu, kata Gustara, warga menanti janji tersebut. Jika tidak terealisasi warga akan tetap menggelar aksi demo besar-besaran mengepung kantor PT Palyja. "Mudah-mudahan hal itu terealisasi, kami warga disini tetap sabar menanti," terangnya.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, ribuan warga dari tujuh RT yang ada di RW 07 akan mengepung kantor PT Palyja. Ini dilakukan karena selama satu bulan terakhir ini warga yang bermukin di kawasan padat penduduk Muara Baru Penjaringan, Jakarta Utara kesulitan air bersih. Akibat kondisi itu, warga akhirnya harus mengeluarkan uang eksta untuk membeli kebutuhan air bersih.

Bukan hanya itu saja, warga juga harus antri untuk membeli air meskipun pihak PT Palyja mengirim tangki air minum ke kawasan tersebut. "Air yang dikirim PT Palyja tidak mampu memenuhi kebutuhan warga, sehingga warga terpaksa membeli air," jelas Gustara yang juga tokoh masyarakat Muara Baru. (tim)

Pantai Dijual, Warga Penjaringan Resah

KabarPenjaringan - Awalnya, kawasan perairan pelabuhan Muara Baru, persisnya di depan gedung pompa air Jl Muara Baru Ujung, Penjaringan, Jakarta Utara memancarkan aura kesejukan dan kedamaian bagi warga sekitar. Hampir setiap harinya, tampak sejumlah kapal ukuran kecil milik nelayan tampak menari mengikuti riak air yang menghempas ke tepian. Kehidupan damai dan kedekatan warga sekitar dengan alam, tak pernah terusik karena aktivitas.

Tapi, itu tinggal kenangan. Belakangan kenyamanan dan kedamaian masyarakat sekitar khususnya warga RT 20 RW 17 Kelurahan Penjaringan, Jakarta Utara, mulai terusik. Kekhawatiran sebagian besar warga itu, dipicu keberadaan belasan kapal berukuran besar jenis tongkang dan kapal troll di kawasan tersebut. Kawasan laut yang menjadi aset pemerintah dijadikan pelabuhan liar oleh para oknum dan pemilik kapal besar.

Bahkan, tidak hanya berlabuh atau parkir, untuk jangka waktu yang pendek. Belasan kapal ukuran besar yang sedang menjalani renovasi atau naik dok, tampak parkir hingga berbulan-bulan. Setiap harinya, para pekerja di kapal tersebut melakukan aktivitas, tanpa pernah memikirkan keselamatan dan kenyamanan warga yang bermukim di wilayah itu.

Padahal, keberadaan kapal-kapal ukuran raksasa itu sangat rawan dan berpotensi menjadi ancaman bagi keselamatan warga sekitar. Bencana bagi warga sekitar tak dapat dihindari, jika keberadaan kapal-kapal itu mengakibatkan benturan dengan tembok penyangga Air Laut di depan gedung pompa air Muara Baru. Anehnya, keberadaan pelabuhan liar sekaligus menjadi ancaman bagi warga sekitar tak membuat aparat terkait di kawasan itu terusik. Padahal, warga sudah beberapa kali menyampaikan keluhan ke sejumlah instansi agar melarang kapal besar parkir di kawasan tersebut.

Namun, hingga saat ini, tidak ada tindakan terhadap kapal–kapal raksasa tersebut. Maka, tidak heran jika sebagian besar warga di wilayah tersebut meyakini bahwa para pemilik kapal besar itu "Ada Main" dengan sejumlah aparat. Dugaan "Main Mata" semakin kuat, lantaran lokasi parkir kapal–kapal ukuran besar itu persis di depan kantor Pos Pol Airud, Muarabaru. Apalagi, para petugas sejumlah instansi terkait di wilayah itu selalu menghindar dan saling lempar tanggung jawab. Beberapa kali ditemui, Kapos Pol Airud Muara Baru AKP Hamdan, tidak pernah ada di tempat.

Sementara Kasubag TU Kesyahbandaran Cabang Pelabuhan Sunda Kelapa, Casmiti mengatakan. Tidak berwenang memberikan penjelasan ihwal keberadaan kapal-kapal besar tersebut. Dia meminta, agar KabarPenjaringan untuk menemui Alimul Hakim, Kepala Administrator Pelabuhan (Adpel) Pantai Mutiara. Namun, Casmiti menjelaskan, bahwa instansi terkait dikawasan itu sudah koordinasi ihwal keberadaan kapal-kapal tersebut.

Ditempat terpisah, Kepala Adpel Pantai Mutiara, Alimul Hakim saat ditemui KabarPenjaringan, Jumat (24/2/2012) mengatakan, lokasi di pesisir pantai itu adalah milik PT Sakna Nusantara yang telah dibeli dari PT Pelindo. Menurut Alimul Hakim, karena pesisir pantai itu milik PT Sakna Nusantara, dan kapal-kapal besar seperti tongkang dan troll yang parkir disitu juga miliknya, sehingga tidak ada masalah dengan keberadaan kapal-kapal yang parkir. “Kalau pun ada kapal lain yang parkir di situ adalah urusan PT Sakna Nusantara,” kata Alimul Hakim.

Padahal, berdasarkan keterangan yang diperoleh KabarPenjaringan, kapal-kapal milik PT Sakna Nusantara parkir terpisah dengan jarak sekitar dua hingga tiga ratus meter dari lokasi pesisir pantai yang menimbulkan keresahan warga Muara Baru Penjaringan, Jakarta Utara. (tim)

Kamis, 23 Februari 2012

Penggusuran PKL Pluit Salah Alamat

KabarPenjaringan - Ratusan orang dari Serikat Rakyat Miskin Indonesia (SRMI) bersama warga Jalan Pluit Karang Karya 1, RT 07 RW 16 Kelurahan Pejagalan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara melakukan aksi protes terhadap rencana penggusuran lapak pedagang oleh Satuan Polisi Pamong Praja Kecamatan setempat. Warga merasa penggusuran tersebut salah alamat karena dalam surat pemberitahuan yang diberikan Satpol PP Jumat (27/1/2012) lalu tertera lokasi yang digusur adalah JU-28, sementara lokasi berdagang warga tersebut adalah JU-31.

"Jumat lalu Satpol PP bagiin surat edaran, dalam surat itu, yang mau digusur JU-28. Nah, ini kok malah JU-31, kan salah alamat. Udah gitu yang anehnya lagi, pedagang JU-28 nggak dikasih surat," ujar Marlo Sitompul, perwakilan warga, saat ditemui KabarPenjaringan di lokasi, Kamis (23/1/2012).

Dalam salah satu poin dari surat pemberitahuan tersebut berisi antara lain, apabila selama jangka waktu 1x24 jam sejak dikeluarkan seruan ini ternyata saudara tidak membongkar, maka akan dilaksanakan pembongkaran/penertiban oleh Tim Terpadu Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Dalam surat yang tertanggal 27 Januari 2012 tersebut, pihak kecamatan menganggap bangunan pedagang kaki lima yang telah ditempati selama lebih dari 20 tahun tersebut menggunakan lahan hijau. Menurut data Marlo, paling tidak ada 100 pedagang, mulai dari pedagang makanan hingga kios kecil yang menempati sisi Jalan Pluit Karang Karya 1 sepanjang 500 meter dan berhadapan dengan kantor perusahaan-perusahaan swasta.

Kebanyakan dari mereka telah berjualan di kawasan tersebut selama 20 tahun. "Kami menduga ini ada kongkalikong dengan perusahaan-perusaahan ini, di situ (di surat pemberitahuan) tertulis untuk lahan hijau, palingan juga nanti buat lahan parkir," kata Marlo.

Pukul 11.30 WIB, warga yang dari pagi berjaga di lokasi penggusuran bergegas ke kantor Camat Penjaringan untuk mengklarifikasi rencana penggusuran tersebut. "Selanjutnya kami minta kepada camat untuk tidak melakukan penggusuran karena tidak sesuai sasaran, kalau tetap dilakukan camat, kami melawan," kata Marlo. (tim)

Selasa, 21 Februari 2012

Ingin Kerja, Remaja 15 Tahun Dijadikan PSK di Kalijodoh

KabarPenjaringan - Anak-anak dari keluarga miskin sangat rentan menjadi korban kejahatan. Seperti yang menimpa remaja perempuan di Jakarta Timur. Dengan iming-iming dipekerjakan sebagai pramusaji, korban justru dijadikan pekerja seks komersil di Lokalisasi Kalijodoh, Penjaringan, Jakarta Utara.

Didampingi sang ibu, korban yang masih berusia 15 tahun mendatangi Kantor Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Selasa (21/2). Korban menuturkan kronologi sehingga ia terdampar di Lokalisasi Kalijodoh. Menurut korban, kisah kelamnya dimulai saat ditawari pekerjaan oleh sopir angkutan yang sudah dikenalinya.

Korban dijanjikan untuk berkerja sebagai pramusaji di sebuah kafe. Namun tak pernah terbayangkan, ia justru dijual ke pemilik sebuah kafe di kawasan Kalijodoh dan belakangan dipaksa melayani nafsu pria hidung belang. Diduga pelaku yang berprofesi sebagai sopir angkutan umum merupakan sindikat penjualan anak.

Selain korban yang berasal dari keluarga tidak mampu ini, dua temannya juga bernasib sama. Namun keduanya enggan melaporkan pengalaman pahit itu kepada KPAI dan polisi. Korban juga melaporkan kejadian itu ke Polda Metro Jaya untuk diproses hukum sekaligus meminta perlindungan karena sempat diancam pelaku. (tim)

Senin, 20 Februari 2012

Sejumlah Ruas Jalan di Muara Baru Tergenang

KabarPenjaringan - Hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi yang mengguyur wilayah Jakarta Utara, Minggu (19/2) menyebabkan sejumlah ruas jalan di wilayah itu tergenang. Ketinggian genangan mencapai 20-30 sentimeter. Alhasil, kondisi ini membuat sejumlah pengendara, khususnya pengendara sepeda motor melambatkan laju kendaraannya hingga menyebabkan macet.

Pantauan KabarPenjaringan, lokasi genangan terdapat di sepanjang Jl Muara Baru.

Ketua RW 17 Muara Baru, Gustara mengatakan, genangan di Jl Muara Baru disebabkan tersumbatnya saluran air di sekitar Masjid Keramat Luar Batang. Terlebih bila terjadi rob. "Kami warga disini yang kerap terkena imbasnya. Ketinggian genangan mencapai 30 sentimeter," ujar Gustara, Senin (20/2).

Dikatakan Gustara, genangan yang terjadi hampir setiap hari. Namun, jika genangan terjadi di pagi hari, maka siang harinya genangan sudah surut.

Menanggapi hal itu, Walikota Jakarta Utara, Bambang Sugiyono menuturkan, curah hujan yang terjadi hari ini cukup tinggi hingga mengakibatkan timbulnya genangan di sejumlah ruas jalan. Meski begitu, genangan yang timbul segera surut. "Saat ini air laut sedang naik hingga ketinggian 205 sentimeter dan juga ada rembesan, sehingga jalan menjadi tergenang. Tetapi, bila ketinggian air sudah turun dibawah 200 sentimeter, itu akan menyusut dan air akan kembali ke laut lagi," ungkap Bambang.

Selain itu, lanjut Bambang, tergenangnya sejumlah lokasi itu juga terkait dengan belum sempurnanya drainase, dan perlu adanya pembenahan. Termasuk di Waduk Pluit yang jaringan drainasenya tengah diperbaiki, sehingga nantinya tidak ada genangan disejumlah lokasi. "Kalau sudah diperbaiki sistem drainasenya, mudah-mudahan tidak ada genangan," ucap Bambang.

Petugas Piket Crisis Center DKI Jakarta, Fran Siboro menambahkan, ketinggian air di Pintu Air Pasar Ikan, Penjaringan pada pukul 09.00 terpantau 225 sentimeter. Namun, pada pukul 13.00 terpantau surut menjadi 175 sentimeter. "Tadi pagi sempat terpantau tinggi, tetapi kini mulai surut," tandasnya. (tim)

Kawasan Masjid Keramat Luar Batang Semrawut

KabarPenjaringan - Selain sebagai tempat ibadah, Masjid Keramat Luar Batang di Penjaringan, Jakarta Utara telah dikenal lama sebagai kawasan wisata religi di wilayah Jakarta Utara. Selain masjid, terdapat pula makam Al Habib Husein bin Abu Bakar Alaydrus di kompleks masjid. Sayangnya, belakangan ini, kawasan tersebut tampak semrawut dan dipenuhi pedagang kaki lima (PKL) yang menjajakan dagangannya disembarang tempat. Belum lagi, sepeda motor yang terparkir di sembarang tempat menambah semrawut akses menuju kompleks masjid.

"Sekarang kawasan masjid menjadi semrawut. Karenanya, kami akan berbicara dengan pengurus maupun warga di sini agar lingkungan menjadi lebih tertata kembali," ujar Bambang Sugiyono, Walikota Jakarta Utara, usai menghadiri Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Keramat Luar Batang, Senin (20/2).

Dikatakan Bambang, Masjid Keramat Luar Batang merupakan tempat bersejarah dan masuk dalam kategori cagar budaya DKI Jakarta serta termasuk salah satu tujuan wisata religi di wilayah Jakarta Utara. Untuk memberikan kenyamanan bagi para pengunjungnya, dikatakan Bambang, pihaknya akan berupaya menata kawasan tersebut menjadi lebih baik dan bersih.

"Masjid ini kita ibaratkan mutiara dalam lumpur. Sebab, masjid ini tidak hanya dikunjungi oleh masyarakat Indonesia, tetapi masyarakat dunia. Bahkan, bukan hanya muslim, tetapi non muslim juga banyak berkunjung ke sini hanya untuk berziarah dan melihat kebesaran Al Habib Husein bin Abubakar Alaydrus yang telah mensyiarkan agama Islam di tanah Betawi sejak 400 tahun lalu. Pemprov DKI Jakarta pun melestarikan masjid ini dengan menjadikannya sebagai cagar budaya," katanya.

Dituturkan Bambang, diperlukan parkir luas di kawasan ini untuk menampung kendaraan, khususnya bus yang membawa rombongan untuk ziara ke masjid ini. "Kami juga akan mengupayakan agar ada souvenir yang mencirikan khas masjid ini dan dikelola dengan baik demi menumbuhkan perekonomian warga sekitar," ucap Bambang.

Sebelumnya, ditambahkan Bambang, pihaknya juga telah mengangkat dan mempromosikan Masjid Keramat Luar Batang sebagai salah satu dari sekian banyak tujuan wisata di wilayah Jakarta Utara. (tim)