Jumat, 24 Februari 2012

Pantai Dijual, Warga Penjaringan Resah

KabarPenjaringan - Awalnya, kawasan perairan pelabuhan Muara Baru, persisnya di depan gedung pompa air Jl Muara Baru Ujung, Penjaringan, Jakarta Utara memancarkan aura kesejukan dan kedamaian bagi warga sekitar. Hampir setiap harinya, tampak sejumlah kapal ukuran kecil milik nelayan tampak menari mengikuti riak air yang menghempas ke tepian. Kehidupan damai dan kedekatan warga sekitar dengan alam, tak pernah terusik karena aktivitas.

Tapi, itu tinggal kenangan. Belakangan kenyamanan dan kedamaian masyarakat sekitar khususnya warga RT 20 RW 17 Kelurahan Penjaringan, Jakarta Utara, mulai terusik. Kekhawatiran sebagian besar warga itu, dipicu keberadaan belasan kapal berukuran besar jenis tongkang dan kapal troll di kawasan tersebut. Kawasan laut yang menjadi aset pemerintah dijadikan pelabuhan liar oleh para oknum dan pemilik kapal besar.

Bahkan, tidak hanya berlabuh atau parkir, untuk jangka waktu yang pendek. Belasan kapal ukuran besar yang sedang menjalani renovasi atau naik dok, tampak parkir hingga berbulan-bulan. Setiap harinya, para pekerja di kapal tersebut melakukan aktivitas, tanpa pernah memikirkan keselamatan dan kenyamanan warga yang bermukim di wilayah itu.

Padahal, keberadaan kapal-kapal ukuran raksasa itu sangat rawan dan berpotensi menjadi ancaman bagi keselamatan warga sekitar. Bencana bagi warga sekitar tak dapat dihindari, jika keberadaan kapal-kapal itu mengakibatkan benturan dengan tembok penyangga Air Laut di depan gedung pompa air Muara Baru. Anehnya, keberadaan pelabuhan liar sekaligus menjadi ancaman bagi warga sekitar tak membuat aparat terkait di kawasan itu terusik. Padahal, warga sudah beberapa kali menyampaikan keluhan ke sejumlah instansi agar melarang kapal besar parkir di kawasan tersebut.

Namun, hingga saat ini, tidak ada tindakan terhadap kapal–kapal raksasa tersebut. Maka, tidak heran jika sebagian besar warga di wilayah tersebut meyakini bahwa para pemilik kapal besar itu "Ada Main" dengan sejumlah aparat. Dugaan "Main Mata" semakin kuat, lantaran lokasi parkir kapal–kapal ukuran besar itu persis di depan kantor Pos Pol Airud, Muarabaru. Apalagi, para petugas sejumlah instansi terkait di wilayah itu selalu menghindar dan saling lempar tanggung jawab. Beberapa kali ditemui, Kapos Pol Airud Muara Baru AKP Hamdan, tidak pernah ada di tempat.

Sementara Kasubag TU Kesyahbandaran Cabang Pelabuhan Sunda Kelapa, Casmiti mengatakan. Tidak berwenang memberikan penjelasan ihwal keberadaan kapal-kapal besar tersebut. Dia meminta, agar KabarPenjaringan untuk menemui Alimul Hakim, Kepala Administrator Pelabuhan (Adpel) Pantai Mutiara. Namun, Casmiti menjelaskan, bahwa instansi terkait dikawasan itu sudah koordinasi ihwal keberadaan kapal-kapal tersebut.

Ditempat terpisah, Kepala Adpel Pantai Mutiara, Alimul Hakim saat ditemui KabarPenjaringan, Jumat (24/2/2012) mengatakan, lokasi di pesisir pantai itu adalah milik PT Sakna Nusantara yang telah dibeli dari PT Pelindo. Menurut Alimul Hakim, karena pesisir pantai itu milik PT Sakna Nusantara, dan kapal-kapal besar seperti tongkang dan troll yang parkir disitu juga miliknya, sehingga tidak ada masalah dengan keberadaan kapal-kapal yang parkir. “Kalau pun ada kapal lain yang parkir di situ adalah urusan PT Sakna Nusantara,” kata Alimul Hakim.

Padahal, berdasarkan keterangan yang diperoleh KabarPenjaringan, kapal-kapal milik PT Sakna Nusantara parkir terpisah dengan jarak sekitar dua hingga tiga ratus meter dari lokasi pesisir pantai yang menimbulkan keresahan warga Muara Baru Penjaringan, Jakarta Utara. (tim)

Tidak ada komentar :

Posting Komentar