KabarPenjaringan - Layanan dokumen kependudukan bagi warga Penjaringan yang hendak pindah ke Rumah Susun (Rusun) kembali diaromai bau tak sedap. Banyaknya
permintaan pengurusan KTP dan Kartu Keluarga (KK) dimanfaatkan oknum
tertentu untuk mengeruk keuntungan dari proses tersebut.
"Urus KTP dan
KK sekarang mahal. Tadi, ada warga yang dimintai Rp 750.000 untuk buat satu KTP dan
KK," kata Ahmad, warga RT 16 RW 17, Penjaringan, Jakarta Utara,
saat ditemui KabarPenjaringan, Selasa (19/2/2013).
Karena
alasan keamanan diri, Ahmad hanya mengungkapkan bahwa oknum yang meminta
uang dalam jumlah besar itu berasal dari petugas RT/RW setempat. Keterangan Ahmad dibenarkan warga lainnya, Izul.
Warga RW 17 Muarabaru ini
menerangkan, seorang rekannya yang telah pindah ke Rusun Marunda dan
kembali untuk mengurus kartu keluarga juga dimintai pungutan dalam
jumlah serupa. "Teman saya Si Gondrong diminta untuk sediakan uang Rp 750.000. Ini lagi jadi perbincangan warga sini," kata Izul.
Warga
yang bermukim di pinggiran Waduk Pluit itu mengutarakan, menurut alasan
yang dikemukakan oknum tersebut, biaya tambahan dikenakan karena
banyaknya warga yang saat ini meminta pemrosesan KTP dan KK.
"Katanya
sekarang ini pemintaan lagi membludak. Umumnya warga disini punya KTP,
tapi kebanyakan belum punya KK," lanjut Izul. Ia menjelaskan,
permintaan pengurusan dokumen kependudukan tidak hanya datang dari warga
yang akan pindah ke Marunda. Sejumlah warga yang saat ini telah
menghuni Rusun Marunda pun masih belum dilengkapi dokumen yang
disyaratkan pemerintah.
Mereka yang masuk rombongan pertama warga waduk
Pluit yang pindah ke Marunda, menurut Izul, adalah perintis yang diajak
pemerintah untuk membuka jalan bagi warga lainnya.
"Waktu itu
syarat-syarat belum lengkap, asal mau pindah, pasti dikasih kesempatan.
Nah, sekarang ini mereka juga diminta melengkapi dokumen, makanya banyak
yang balik kesini buat ngurus KK," terang Izul.
Sebagaimana
Ahmad, Izul pun tidak ingin mengungkapkan secara gamblang identitas oknum
yang dimaksud. Ia beralasan, keterangannya bisa memicu keretakan
hubungan dengan oknum tersebut yang tak lain sesama warga disekitar Waduk Pluit. (tim)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar