KabarPenjaringan - Warga sekitar komplek Ruko Muara Karang, Penjaringan, Jakarta Utara
menggelar doa bersama pada Kamis (24/5/2012) malam pasca kebakaran salah
satu ruko di Blok 4 Z8 Utara Nomor 3 yang menewaskan tiga orang
kakak-beradik. Doa diutamakan secara keagamaan Buddha sesuai agama para
korban kebakaran tersebut.
Kegiatan ini mendatangkan lima biksu dari
Tibet di bawah naungan Wihara Zurmang Kaygud di kawasan Cideng, Jakarta
Pusat. Doa bersama dimulai sekitar pukul 19.30 dengan membaca
mantra Quan Im. Di atas altar persembahan, tersaji minyak goreng, roti,
bunga krisan, minuman, biji-bijian, susu, dan beberapa hidangan lainnya.
Warga yang datang berdoa dengan khidmat. Mereka memegang siu sambil menitikkan air mata. Doa bersama berlangsung sekitar dua jam. Menurut
panitia acara, Cahyo Utomo (65), kepada KabarPenjaringan, Jumat (25/5) petang, doa bersama tidak hanya diperuntukkan
bagi yang beragama Buddha. "Dari yang lain silahkan," ujarnya.
Ia
mengatakan, acara tersebut berdasarkan masukan dari beberapa kawannya
yang beragaman Buddha. "Saya mengadakan ini dari dua-tiga orang
teman-teman Buddha untuk mendatangkan biksu. Dari awal empat hari lalu ada orang dari Jakarta Barat, doa-doa dia bilang, oke kita doa lagi,"
katanya.
Mengenai kabar kedatangan calon wakil gubernur DKI
Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Cahyo menolaknya. "Saya tidak
mengundang beliau. Saya tidak mau ini jadi komoditas politik. Kalaupun
beliau datang, saya tidak rekomendasikan," ungkapnya.
Seperti
diwartakan sebelumnya, sebuah ruko yang menjual bahan kebutuhan pokok di
kawasan Muara Karang, Penjaringan, Jakarta Utara, terbakar pada Selasa
(15/5/2012) pukul 22.00 WIB. Kejadian itu menewaskan tiga kakak beradik
yang terkunci di dalam ruko tersebut. (tim)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar