KabarPenjaringan - Tiga bocah Halimah Hasifa ,4 tahun, Noval Afif ,7 tahun, dan Waidah ,9 tahun, warga Jl
Ekor Kuning RT 002/004, Kel. Penjaringan, Kec. Penjaringan, Jakarta Utara menderita
gizi buruk. Karena kondisi ekonomi orang tua ketiga bocah itu tak
mampu dan mereka kini hanya dirawat alakadarnya di rumah. Bila sakit
mereka hanya menjalani pengobatan alternatif maupun di puskesmas
terdekat.
Uum Cahriyah, 38 tahun, ibu dari Halimah Hasifah ketika ditemui di
rumahnya, anak ketujuh dari delapan bersaudara tersebut, sebelumnya
lahir secara normal dengan berat badan 3,2 kilogram. Namun, pada saat usia 40 hari di Puskesmas Penjaringan, Halimah tidak bisa diimunisasi
lantaran berat menurun hingga 2,3 kilogram. Meski begitu anak tersebut
mendapat pengobatan jalan selama 4 bulan di puskesmas.
“Meski sudah saya lakukan pengobatan jalan, namun anak saya tidak ada
perubahan. Maka dari itu saya rujuk ke RS Tarakan, Jakarta Pusat selama
1 minggu. Disitu katanya gizi buruk,” kata Uum, ketika ditemui KabarPenjaringan dikediamannya, Senin (11/6) siang.
Diakui oleh Uum, saat Halimah dilahirkan terdapat semacam benjolan
di leher bagian belakang dan berisi cairan. Namun, penyakit itu sembuh
sendiri setelah dibalur-balur dengan ludahnya. “Setiap bulan
Halimah rata-rata 3 kali berobat ke puskesmas dengan biaya Rp 2.000. Tapi, kalau Halimah sesak nafas dan batuk langsung berobat dirumah sakit
dengan biaya Rp 100 ribu,” ujarnya.
Diakui oleh Uum, sebenarnya pada Senin (4/6) lalu, dirinya ke RSCM
untuk CT Scan, tapi sesampainya disana tidak jadi karena harus membayar
sebesar Rp 1,6 juta.
"Karena biaya terlalu tinggi makanya saya
konsultasi saja dengan harapan mendapat keringanan biaya. Saya disarankan
membuat SKTM bahkan saya diberi surat pengantar dari RSCM untuk
membuatnya. Tapi, saya ke sana lagi dan memakai SKTP tetap ditolak
dengan alasan Scan tetap harus bayar,” keluhnya.
Uum menjelaskan, Halimah merupakan anaknya dengan suami Sukatma, 53 tahun. Dirinya dengan suami sekarang ini hanya nikah sirih, sehingga tidak
tercatat di KUA dan tidak ada surat nikah. Padahal, untuk mendapat SKTM
penting terutama untuk berobat anaknya Halimah. “Tapi saat mengurusi
surat itu banyak dibantu petugas sehingga saat ini saya hanya tinggal
menunggu saja,” ucapnya.
Sementara itu dua bocah lainnya yang juga menderita gizi buruk
diketahui bernama Waidah dan Noval Afif. “Disini ada 3 bocah yang diduga
menderita gizi buruk. Selama ini kami hanya membantu mengurus membuat
SKTM dan ke puskesmas,” kata Gunawan ,40 tahun, Anggota Linmas RW 04. (tim)